RESUME
DAKWAH PEMBANGUNAN
MODEL-MODEL DAKWAH PEMBANGUNAN
DOSEN PEMBIMBING: IBRAHIM.Sag.Mag
Di Susun Oleh:
1. Muhammad Nasir : 1041020037
2. Sam’un :
1041020015
3. Mujiono : 1041020013
4. Madhuri :
1041020033
IAIN RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BANDAR LAMPUNG
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan nikmat
dan hidayah nya yang senantiasa menyertai kami dimanapun kami berada, berkat
taufik dan hidayahnya lah kami dapat menyusun makalah dakwah pembangunan ini.
Makalah ini di beri judul “MODEL-MODEL DAKWAH PEMBANGUNAN”dengan maksud agar
dakwah pembangunan di fakultas dakwah ini sesuai dengan nafas dan jiwa
mahasiswa yang ingin memadukan wawasan keislaman dan ke indonesiaan,sekaligus
yang di bingkai oleh nilai-nilai pembangunan.
Makalah ini disusun sebagai bahan atau materi dalam mata kuliah
dakwah pembangunan.dan mudah-mudahan dapat memberikan manfa’at, baik bagi kami
sendiri maupun bagi rekan-rekan, tentunya makalah ini banyak sekai
kekurangannya, oleh karma itu saran dan kritik kami harapkan dari rekan-rekan.
Demikian lah isi makalah ini , kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfa’at bagi kita semua. Amin .
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .iii
BAB 1 PENDAHULUAN. . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1 latar
belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . 1
BAB II PEMBAHASAN. . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
A. Konsep
pembangunan masyarakt. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . .2
B. Model
dakwah pembangunan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . .3
C.
Pemberdayaan masyarakat. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . 5
BAB III KESIMPULAN. . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .7
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Islam merupakan agama dakwah, yaitu agama yang memuat petunjuk, tuntunan,
dan aturan agar manusia selalu dalam
kehidupan yang baik, baik kehidupan keluarga, kelompok social, dan masyarakat.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan dakwah islam, dalam sebuah gerakan
yang nyata guna menyebarluaskan petunjuk, tuntunan, dan norma-norma agama (
syar’I ) yang menjadi misi Nabi Muhammad SAW. Oleh karna itu agama islam di
sebut agama dakwah yang menuntut semua pemeluknya menyebarluaskan ajaran-ajaran
yang terkandung di dalamnya dengan cara yang damai.[1]
Dengan demikian yang di maksud dakwah pembangunan ialah dakwah islam yang
pada dirinya melekat sifat membangun, secara individual membangun manusia
seutuhnya, dan secara masal membangun masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
berdasarkan pancasila dan UUD 45 yang di ridhoi Allah SWT.
Dakwah pembangunan pun memiliki sifat positif, konstruktif dan dinamis,
yang secara fundamentalis memberikan sumbangan bagi pencapaian tujuan
pembangunan nasional.
Dalam resume ini kami akan membahas tentang model-model dakwah
pembangunan. Oleh karnanya pembahasannya diawali dari konsep pembangunan dan perkembangannya,
yang kemudian dijadikan dasar dalam penetapan model-model dakwah pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat desa sebagai
alternative model pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pembangunan Masyarakat
Islam adalah agama pemberdayaan atau pembangunan, pembangunan harus merupkan gerakan yang berkelanjutan. Hal
ini sejalan dengan paradigma islam
sebagai agama gerakan atau perubahan. Allah berfirman:
Artinya:
sessungguhnya allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dalam kontek keindonesiaan, pembangunan masyarakat memegang peranan yang
sangat penting, bukan saja karna masyarakatnya mayoritas beragama islam dan
masyarakatnya bineka, atau karna kelompok-kelompok masyarakat yang dalam bahasa
administrasi pembangunan mayoritas berada di pedesaan dan perlu di
masyarakatkan , melainkan karna telah diamanatkan dalam UUD 45, yaitu suatu
upaya untuk mensejahtrakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Fakta ini menuntut adanya upaya pembangunan yang di kelola dengan
sistematis,kontinyu, dan menggunakan bahasa-bahasa dakwah untuk melahirkan
masyarakat yang berkualitas dan islami. Hal inilah yang di maksud Surat Ar-Ra’du di atas, bahwa tuntunan perubahan
itu adalah tuntunan islam untuk merubah sebab-sebab kemunduran.
Perkembangan konsep pembangunan sangat penting untuk ditelusuri guna
menemukan sebuah model pembangunan masyarakat yang berkelanjutan dan berjuang
pada kesejahtraan masyarakat. Menurut Taliziduhu Ndraha pada mulanya, gerakan
pembangunan masyarakat berbentuk pendidikan masyarakat, gerakan tersebut mulai
digunakan sejak awal abad ke-19 di Afrika terus ke Asia.
Dalam perkembangan selanjutnya ternyata usaha untuk memperbaiki tingkat
kehidupan masyarakat melampaui ruang lingkup pendidikan. Oleh karna itu timbul
konsep baru, yakni pembanguan komunitas, konsep ini kemudian dianggap kurang
memadai. Maka, diperkenalkan konsep lain, yaitu konsep pembangunan social yang
jangkauannya meliputi bidang pendidikan dan social. Namun demikian, istilah
yang ditetapkan oleh PBB pada tahun 1956 adalah pembangunan komunitas.
Proses tersebut meliputi dua elemen dasar, yaitu : pertama . partisipasi
masyarakat dalam rangka memperbaiki taraf hidup mereka berdasarkan kekuatan dan
inisiatif sendiri.
Kedua, bantuan
pemerintah, baik bantuan permodalan maupun bantuan pelayanan teknis yang
bermaksud membangkitkan prakasa, untuk menolong diri sendiri dan kesediaan
membantu orang lain.
Pada tahun 90an , para ilmuan mencoba menghubungkan antara pendekatan
pembangunan social dengan pendekatan pembangunan yang berpusat pada manusia
Kemudian pada era yang sama, pertengahan 90an muncul konsep pemberdayaan
masyarakat, yaitu upaya membantu masyarakat memperoleh daya atau kemampuan
untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan,
termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan social dalam melakukan tindakan.
Hal ini dilakukan dengan cara peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri yang
dimilki.[2]
B. Model Dakwah Pembangunan
Pembangunan adalah proses perubahan yang memiliki beberapa syarat, di
antaranya: orientasi melihat kedepan, efesiensi pemanfa’atan waktu,
rasionalisasi berdasarkan perasaan dan hati nurani dan sikap terbuka terhadap
pemikiran dan penemuan baru, menghargai prestasi dan fungsi bukan kepada
status.[3]
Pemberdayaan masyarakat adalah konnsep yang memberikan wewenang dan
kekuatan kepada masyarakat lebih besar dalam bebuat demi kepentingan hidup
dimasa depan. Oleh karna itu, partisipasi dan karya nyata setiap individu dalam
masyarakat mutlak di kedepankan.
Konsep pembangunan pemberdayaan masyarakat ada kesesuaian dengan misi
dakwah secara umum, wabil khusus dakwah bil hal. Misi dakwah sekaligus misi
islam adalah terciptanya masyarakat yang unggul(khoiru ummah), unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi(IPTEK)
serta unggul dalam iman dan takwa(IMTAK). Dengan demikian pembangunan yang
didasarkan dengan ilmu pengetahuan dan dilandasi dengan keimanan atau moral,
maka tujuan pembangunan yang sebenarnya akan tercapai.
Jack Rathman (1974) merumuskan 3 model dalam praktek pembangunan
masyarakat, yaitu:[4]
1. Model
Pembangunan Lokal (locality development
model)
Model pembangunan local yaitu melakukan perubahan masyarakat dapat
dilakukan secara optimal bila melibatkan partisifasi aktiv secara luas disemua
spectrum masyarakat tingkat local. Baik dalam tahap perencanaan tujuan maupun
pelaksanaan tindakan perubahan. Pembangunan masyarakat adalah proses yang di
rancang untuk menciptakan kondisi social ekonomi yang maju dan sehat bagi
seluruh masyarakat melalui partisifasi aktif, serta berdasarkan kepercayaan
yang penuh terhadap prakarsa mereka sendiri.
Strategi dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dengan model
ini adalah upaya menciptakan dan mengembangkan partisifasi masyarakatyang lebih
luas. Upaya tersebut bertujuan untuk menciptakan semangat masyarakat agar
terlibat lebih jauh aktif dalam kegiatan, baik dalam penetapan kebijakan,
perumusan kebutuhan maupun dalam pemecahan permasalahan yang mereka hadapi.
Bila masyarakat dengan penuh kesadaran dan termotivasi untuk terlibat aktiv ,
berarti tanda-tanda perubahanpun sudah tercapai.
2. Model
Perencanan Sosial (social planning model)
Model ini menekankan proses pemecahan masalah teknis terhadap masalah
social yang substantive, seperti masalahan kenakalan remaja,
perumahan(pemukiman), kesehatan mental, dan masalah social lainnya. Untuk
mencapai tujuan akhir yang rasional, model ini menggunakan perencanaan yang
matang dan perubahan yang terkendali sebagai metode yang utama.
Strategi utama yang di gunakan untuk memecahkan permasalahan ini adalah
mengumpulkan dan menginventarisir fakta-fakta dan data-data mengenai
permasalahan. Sedangkan teknik yang dapat digunakan adalah mengarahkan keahlian
dalam perencanaan, pengumpulan data serta analisa data dalam menyusun gagasan
atau progam dan menciptakan consensus atau persetujuan.
3. Model Aksi
Sosial (social acsion model)
Social acsion model menekankan betapa pentingnya penanganan kelompok
masyarakat yang tidak beruntung secra terorganisir, terarah, dan sistematis.
Juga meningkatkan kebutuhan yang memadai bagi masyarakat yang lebih luas dalam
rangka meningkatkan keadilan social atau demokrasi.
Adapun langkah yang ditempuh dalam upaya mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, diantaranya : menggerakan kelompok-kelompok masyarakat untuk
terlibat aktif dalam proses pembangunnan, menumbuhkan motivasi untuk selalu
bersikap kritis dan akomodatif terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah, seprti
perundang-undangan atau peraturan-peraturan pemerinatah.
C. Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Alternatif
Model Pembangunan Masyarakat Desa
Kita semua memaklumi bahwa jumlah penduduk miskin terbesar ada di
pedesaan. Hal ini terjadi karna program pembangunan kurang berpihak kepada
mereka dan tidak tepat sasaran. Sehingga upaya perintah untuk meningkatkan
kesejahtraan masyarakat desa kurang dirasakan oleh mereka, sekalipun upaya
tersebut selalu ditingkatkan.
I’tikad baik pemerintah untuk mensejahtrakan masyarakat banyak masalah,
karna program pembangunan yang digulirkan belum mempertimbangkan model dan
strategi pembangunan yang di sesuiakan dengan permasalahan dan kultur
masyarakat local. Padahal, alternative model pembangunan sangat penting
dipertimbangkan, mengingat setiap program pembangunan dituntut memilki
persyaratan akrab dan memahami social budaya yang menjiwai perkembangan
masyarakat, baik struktur dan cra kerja maupun gejala obyektif lainnya.
Munandar sulaiman membagi tiga kelompok atau mazhab yang berkembang dalam
pembanguna masyarakatdesa,[5] yaitu:
1. Mazhab
Filantropis
Mazhab ini melakukan aksi secara langsung melalui program kemnusian tanpa
mengubah struktur kelembagaan yang ada pada masyarakat. Gerakan ini di lakukan
dalam bentuk ajakan-ajakan moral melaui kerangka kelembagaan dan struktur yang
ada.
2. Mazhab
Reformis
Mazhab yang melakukan pembangunan masyarakat desa dengan cara
meningkatkan fungsi kelembagaan dan system social yang ada tanpa menggantinya.
Mazhab ini berasumsi bahwa, keterbelakangan dalam hal disebabkan oleh kesalahan
dalam memfungsikan system kemasyarakatan berakibat pada sosiogenesis keterbelakangn masyarakat tetap bertahan.
3. Mazhab Revolusioner
Bahwa keterbelakangan masyarakat dalam segala bidang akibat dari keadaan
system social dan kelembagaan dalam masyarakat. Karna , keterbelakangan dalam
sisttem dan kelembagaan social pedesaan dari basis ekoniminya.
Berdasarkan tiga mazhab di atas , model yang diterapkan di Indonesia
cenderung kepada model modernisasi, yakni melakukan modernisasi dalam bidang
pertanian
( revolusi
hijau) . kemudian di berlakukannya UUD No 5 tahun 1979 tetng pemerintahan desa
mengarah pada revolusi dibidang struktur social politik.berdasarkan kasus
tersebut, tampak bahwa kebijakan pembangunan desa pada tahun 70-an bermazhab
revolusioner dengan pendekatan modernisasi desa. Hal ini menguntungkan
pemerintah di stu pihak, karna kebijakan pemerintah pusat lebih mudah tersosialisasikan,
dan merugikan masyarakat , karna pendekatan moderenisasi menghilangkan hak dan
kesempatan bagi masyarakat untuk mengembangkan dirinya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian yang telah kita simak bersama, diketahui bahwa program pembangunan
yang di rencanakan untuk mensejahtrakan masyarakat miskin mengandung
nilai-nilai ekstinsik, tetapi di balik maksud baik tersebut ada maksud
terselumbung yang tidak terkomunikasikan dan tertulis bagi golongan-golongan
tertentu.
Oleh karnanya : model pembangunan yang bersesuai dengan konsep dakwah
islam adalah model pemberdayaaan masyarakat yang kemudian dikenal dengan model
dakwah pembangunan. Sementara itu dakwah islam dengan menggunakan redaksi
bahasa yang berbeda namun mempunyai tujuan yang sama, menekankan bahwa dakwah
islam adalah proses membimbing umat manusia agar mempunyai kemampuan beramal
sholeh dengan penuh keikhlasan tanpa paksaan.
Dengan demikian , pemberdayaan masyarakat dalam perspektif dakwah adalah
model empiris pengembangan prilaku individu dan kolektif dalam dimensi amal
sholeh dengan titik tekan pada pemecahan masalah yang di hadapi masyarakat
sebagai obyek dakwah
[1] M. ali aziz, ilmu dakwah.hal 1
[2] Isbandi
rukminto adi, pemikiran dalam pembangunan kesejahtraan social(jkt fak,eko, hal.
162
[3] Fariza
makmun.pemberdayaan masyarakat sebagai model dakwah bil hal. Fak ,dak. Hal 6
[4] Harri
hikmat, strategi pemberdayaan masyarakat bandung.
Hal 67
[5] Munandar
sulaiman,dinamika masyarakat transisi,yogyakarta,hal 154
Tidak ada komentar:
Posting Komentar