KUMPULAN MAKALAH

SELAMAT DATANG DI DUNIA ILMU
SEMOGA BERMANFAAT BAGI ANDA

Jumat, 16 Maret 2012

resume sosiologi pembangunan

RESUME
HASIL KAJIAN BARU TEORI MODERNISASI
Disusun Oleh:
MUHAMMAD NASIR 1041020037
PMI Semester III Non Reg
TANGGAPAN TERHADAP KRITIK

            Tidak dapat disangkal bahwa pada akhir dekade 1970-an. Ketika perdebatan antar perspektip pokok pembangunan mulai menurun, hasil kajian baru teori moderenisasi mulai menampakan diri. Kajian baru ini juga masih menggunakan analisa pada tingkat nasional,dan tetap berusaha menjelaskan pembangunan dunia ketiga dengan bertitik tolak pada faktor internal,bahkan hasil kajian ini juga masih menggunakan berbagai istilah yang tidak berbeda dengan yang ditemukan pada hasil penelitian teori moderenisasi klasik.

            Namun demikian, juga terdapat beberapa perbedaan yang cukup berarti antara hasil kajian teori moderenisaasi klasik dan hasil kajian  teori moderenisasi baru, dilain pihak mereka tidak segan segan untuk menghilangkan berbagai asumsi yang kurang sohih dari teori moderenisasi klasik. Jika demikian hal nya, maka hasil kajian baru ini dalam batasan yang tertentu dalam arti berbeda dngan klasik dalam beberapa landas pijak berikut ini:
            Pertama, hasil kajian baru ini sengaja menghindar untuk melakukan nilai-nilai tradisional dan moderen sebagai dua perangkat sistem nilai yang secara total bertolak belakang.
            Kedua, secara metodologis, kajian baru ini juga berbeda, hasil karya baru ini tidak lagi bersandar pada analisa yang abstrak dan tipologi. Tetapi lebih cenderung untuk memberikan perhatian  yang nyata pada kasus-ksus.
            Ketiga, sebagai akibat dari perhatiannya terhadap sejarah dan analisa kasus nyata,hasil kajian baru ini tidak lagi memiliki anggapan tentang gerak suatu arah pembangunan yang menjadikan barat sebgai satu-satuny model.

FAMILISME DAN KEWIRASWASTAAN
            Menurut Wong penyajian kritik terhadap interprestasi para pakar teori klasik tentang pemahaman dan penfsiran pranata famili tradisonal di cina dilihat sebagai kekuatan yang menimbulkan nepotisme. Namun demikian pernyataan akibat negatif pranata keluarga cina terhadap pembangunan ekonomi teraasa berlebihan. Wong pun menunjukan bahwa pranata keluarga memilki efek positip terhadap pembangunan ekonomi.
            Pertama, adanya praktik manejemen paternalistik di banyak badan usaha di hongkong,ini ditemukannya ketika ia meneliti industri kapas.
            Kedua, melihat bahwa kebanyakan etnis cina hanya akan meminta bantuan tenaga kerja keluarga pada saat yang amat kritis saja.
            Ketiga, adanya mode pemilikan keluarga yang membantu keberhasilan usaha etnis cina, dalm kontek ini, prinsip garis keturunan telah menghasilkn satuan unit keluarga pekerja yang damai pada akhirnya membantui pengaturan sumber daya ekonomi mreka.
            Kesemua faktor ini mampu membuat perusahaan keluarga  sebagai faktor yang menghambat pembangunan ekonomi.








BUDAYA LOKAL DAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA

Kerangka Teoritis
            Bagi dove, budaya tradisonal selalu mengalami perubahan yang dinamis,dan oleh karnya budaya tradisional tidak mengganggu proses pembangunan,sikap negatif terhadap budaya tradisional yang dimiliki oleh sebagian para ilmuan sosial yang terjadi di indonesia terjadi sebagai akibat dari kurang atau tidak adanya budaya ilmiah yang tinggi di kal;angan para peneliti.
            Setelah menyampaikan pandangan yang salah yang dimilki oleh sebagian agen pembangunan di indonesia terhadap budaya tradisionalnya, dove mencoba melaporkan hasil kajiannya tentang kaitan antar berbagai budaya tradisional indonesia dengan pembangunan, untuk keperluan ini ia mengatagorikan dalam 4 kelompok yakni: agama tradisonal, ekonomi, lingkungan hidup, dan perubahan sosial.

Agama Tradisional
            Selama terjadi kesalah pahaman di kalangan agen pembangunan terhadap agama tradisional yang di peluk oleh kebanyakan suku asing di luar jawa.

Ekonomi
            Sikap negatif pemerintah indonesia tidak hanya dilihat dari pandangan tantang sistem kepercayaan tradisional, tetapi juga pada penilaian terhadap sistem ekonomi tradisionalnya.

Lingkungan Hidup
            Peran nilai tradisional dalam menjaga lingkungan hidup, dalam hal ini ternyata pemerintah lebih cenderung untuk merumuskan dan menerapkan peraturan baru, bahkan  pemerintah berpikir petani pedesaan atau suku asing di luar jawa berperan banyak terhadap rusaknya lingkungan hidup di sekitarnya.
Perubahan Sosial
            Masyarakat trdisional pada dasarnya memilki ciri yang dinamis,yang selalu mengalami perubahan sosial yang terus menerus, sesuai dengan tantangan internal dan kekuatan eksternal yang mempengaruhinya.disamping perubahan karna dorongan eksternal, budaya tradional juga mengalami perubahan secara internal. Perubahan ini menandakan adanya perubahan perbandingan nilai penting anatar tanah dan manusia.

REVISI KAJIAN AGAMA JEPANG DAN TEORI BRIKADE
Teori Lintas Gawang
            Weber menawarkan teori lintas gawang yang menyatakan bahwa pembangunan merupakan seperangkat rintangan panjang yang melintang sejak dari garis permulaan sampai garis terakhir. Lintas gawang yang harus dilewati ini terdiri tasa berbagai macam, di antaranya:
Pertama, peserta hendaknya mampu menghilangkan ekonomis jika hendak mencapai karekteristik dasar kapitalisme.
Kedua, peserta di harapkan mampu mengatasi rintangan gawang sosial politik.
Ketiga, peserta dihadapkan pada gawang  rintanagn psikologi.

Teori Brikade
            Setelah memberikan sanggahan kepada weber, davis menwarkan teori barunya yang di sebut sebagai teori brikade,  dalam hal ini untuk hal sama ia menwarkan stu argumentasi dari sudut yang berbeda, yakni dari sudut pandang tradisionalisme, bagaimana menyiapkan brikade untuk melindungi dirinya dari kemungkinan gangguan yang ditimbulkan oleh berkembangnya nilai-nilai kapitalisme.




DEMOKRASI DI NEGARA DUNIA KETIGA
            Lipset secara optimis menyamnpaikan gagasan tentang keterkaitan positif antar embangunan ekonomi dan demokrasi, semakin maju satu negara,secara ekonomis semkin besar peluang yang dimilkinya untuk menumbuhkan dan menegakan tatanan politik yang demokratis.
            Dalam kontek di atas, huntington merumuskan pertanyaan penelitian yakni apakah akan semakin banyak negara yang lebih demokratis di tahun 80-an ini?
            Untuk mengamati jawaban atas pertnyaan tersebut, huntington membedakan dua faktor yakni: prakondisi yang di perlakukan untuk pembangunan demikrasi, dan proses politik yang diperlukan untuk terjadinya pembangunan demokrasi.

TEORI MODERNISASI BARU
            Dalam pendeketan penelitian dapat diuji dari produktivitasnya. Nampaknya kita dapat menyimak bahwa hasil karya reori moderenisasi baru telah bergerak kearah yang lebih canggih, tidak lagi mengikuti arah yang ditempuh oleh teori moderenisasi klasik lagi.

Peran Nilai Tradisional
            Dengan adanya konsep-konsep baru teori moderenissasi telah cermat mengamati apa yang disebut dengan tradisionalisme, dan bagaimana nilai tradisional berinteraksi dengan nilai barat, serta apa peran yang dapat dilakukan oleh tradional untuk menunjang proses moderenisasi. Sekalipun teori moderenisasi klasik sudah jelas menunjukkan peran negatif nilai tradisional dan teori baru menunjukkan hubungan yang rumit dan komplek antar tradisionalisme dan moderenisasi.





Kembali Kesejarah
            Teori moderenisasi baru ini juga menggunakan metode kajian yang berbeda, dimana tidak lagi mengandalkan analisa kontruksi tipolog dan analisa abstrak. Teori baru membawa peran analisa sejarah dan oleh karna itu lebih memberikan perhatian pada keunikan dari setiap kasus pembangunan yang di analisa. Teori baru tidak lagi menggunakan kasus untuk menjelaskan dan mendukung keabsahan teori. Tapi hasil kajian teori moderenisasi baru mengunakan teorinya untuk mejnjelaskan kasus-ksus yang di peljari.

Analisa Mutakhir
            Teori moderenisasi baru secara sadar menhindari untuk menyajikan analisa dan pernytaan yang simplisistik dan mengandalkan analisa pada satu variabel. Perhatiannya lebih ditujukan untk mengamati dan menganalisa secara serentak terhadap berbagai pranata sosial yang ada, berbagai kemungkinan arah pembangunan  dan interaksi antara fktor inetrnal dan eksternal.
            Oleh karnya perunahan yang terakhir yang terjadi terlihat pada pernyataan bahwa situasi ketergantungan bukan hanya merupakan ketrgantungan ekonomistetapi juga merupaknsosial politik.
            Ketergantungan bukan hanya merupakn persoalan eksternal saja tetapi berkaitan dengan struktur sosial internal. Lebih dari itu teori depedensi kini tidak lagi melihat bahwa ketergantungan dan pembangunan merupakan dua hal yang selalu bertolak belakang. Akan tetapi ketergantungan dan pembangunan dapat dengan damai hidup bedampingan satu sama lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar